Senin, 06 April 2009

Tempat Tissue Darurat


Suatu hari di ruangan kantorku kehilangan kotak tissue. Wadhuh.... bukan masalah harganya, tapi kalau gak ada kok repots. Tiba-tiba terpikir olehku untuk mengubah kartu undangan pernikahan salah satu rekan yang sudah hampir diungsikan ke tong sampah, menjadi tempat tissue darurat.

Pertama, aku ambil dua buah kartu undangan, terus aku buka lebar-lebar, kemudian di kedua sisinya dilipat ke dalam kemudian dilem. Gambarnya kayak gini nih .........




Kedua, satu kartu undangan aku lubangi tengahnya menggunakan pisau cutter, untuk pintu keluar tissue. Cutter harus tuajam agar hasil potongannya rapih.



Ketiga, kedua sisi yang tadi dilipat dan dilem aku rekatkan dengan sisi yang lain (kartu yang satunya lagi) dengan posisi berhadapan sehingga membentuk kotak.

Keempat, kedua sisi aku tutup dengan kertas bekas photo (hiii ketika dibuka agak syerem, ada gambar orang diotopsi), tetapi yang satu sisi bisa dibuka tutup untuk memasukkan tissue, dan sisi yang lain dilem permanen. Hasilnya ...........


Untuk pemanis, aku letakkan pita berbentuk bunga di sisi depan kotak tissue. (pita ini aslinya adalah sabuk celanaku yang tidak kupakai hehe.......). Fotonya gak seru ya, maklum fotografer amatir ........

Kamis, 02 April 2009

Kampanye Lingkungan Lestari

Beberapa waktu sempat terpikir apa yang bisa kulakukan untuk bisa ikut serta dalam pelestarian lingkungan. Tak mungkin hanya kulakukan sendiri, harus bersama-sama dengan orang banyak. Kampanye terbuka seperti caleg? Wah........ Gak Pede....

Akhirnya terbuka peluang. Di kantor dibuat majalah internal dan terbuka buat siapa saja mengirim artikel. Dengan semangat 45 aku kirim artikel kecil yang beberapa waktu lalu sempat aku buat tapi hanya kusimpan untuk diri sendiri. Ya, aku memang suka menghibur diri sendiri dengan menulis naskah. Hoby gitu loh...

Beberapa tetangga mengeluh tentang bau sampah yang mengganggu, khususnya setelah turun hujan. Bett !! Peluang nih....... Kutawarkan cara pengelolaan sampah yang kupelajari selama ini. Dan mereka menyambut gembira. Waahh... ternyata kampanye lingkungan lestari bisa kapan saja, dimana saja dan tidak perlu harus formal, tidak perlu mahal... Lestarilah alamku.

Paprika Pelipur Lara

Gara-gara nemu blog yahud milik Pak Sobirin "zero waste" aku jadi terpacu untuk bertanam di pekarangan rumah. Suatu ketika beli paprika yang sudah mateng merah merana (karena gak dimasak-masak) terus bijinya disemai. Gak dinyana tumbuh subur dan makmur di tanah gembur berkat kompos dan siraman MOL nasi basi. 

Suatu ketika anakku sakit dan jadi rewel bukan main. Kugendong dia sambil mengecek tanaman paprika yang buahnya sudah mulai gendut seperti pipinya. Hiks.. anakku kelihatan senang dan bilang "Mbu.. ini abe ndut ya?" (ibu ini cabe gendut ya) Ha ha ha kami pun tertawa bersama. Ternyata setelah tanaman padiku tamat riwayatnya, muncullah Paprika Pelipur Lara.... Hiks