Jumat, 20 Maret 2009

Compost Fever

Sudah hampir tiga bulan ini aku tergila-gila pada pengelolaan sampah rumah tangga. Sebenarnya sudah dari tahun 2002 aku mengetahui salah satu metode pengelolaan sampah rumah tangga, namun belum ketemu waktu yang pas untuk menggilainya seperti sekarang. Pernah beberapa kali mencoba, hasilnya mengecewakan karena waktu dan tuntutan pekerjaan yang kadang bikin badan dan otakku harus terpecah belah.

Namun selalu ada jalan untuk sebuah kemauan. Dari teman kerja satu ruangan, tetangga, suami, pembantu, bahkan anakku yang baru 19 bulan aku jadikan peserta kampanyeku tentang pengelolaan sampah. Dan hasilnya, belum genap 100 hari masa kampanye, Compost Fever telah menginfluence beberapa teman, tetangga dan tentu saja seluruh anggota keluarga kecilku.

Suatu pagi, anakku bangun tidur langsung ke pekarangan samping rumah dan berteriak "Mbuuuk...Mbaak... Bapaakkk... ini niih" sambil menunjuk ke arah pot bunga (re-use polybag bekas kemasan pewangi pakaian) yang baru beberapa aku susun. Ooo .. ternyata ada pot yang rubuh dan tanahnya tumpah. Tanamannya juga bubar jalan. Kukatakan kepada anakku, Nak, mungkin potnya ditabrak Siti(kus) yang tadi malam gerilya, sambil kubetulkan letak pot dan tanaman kutanam lagi .... Aku berfikir, mungkin anakku sudah kena compost fever alias demam kompos dan mulai suka tanaman .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar