Senin, 23 Maret 2009

Kampanye Politik Tidak Peduli Lingkungan

Sudah seminggu kampanye Parpol dan caleg berjalan. Segala atribut partai dari bendera, spanduk, baliho, poster dll bertebaran di mana-mana bahkan sampai gang kecil di perkampungan. Suatu hari di tembok pagar rumahku juga tertempel sticker bergambar foto salah seorang caleg partai tertentu. Aku kaget, lalu buru-buru aku lepas. Aku tanyakan ke tetangga depan rumah, berharap beliau tahu siapa yang menempelnya. Ternyata tidak tahu juga, sama seperti keluargaku. Aku sampaikan kepada tetanggaku itu bahwa aku tidak berpartai, netral, dan sama sekali aku tidak punya kepentingan apa-apa dengan partai ataupun caleg manapun.

Aku baca di sticker itu tertulis bahwa Si Caleg ini mengklaim dirinya sebagai pejuang kaum buruh. Aku berfikir, dari sekian banyak iklan partai di televisi dan radio, spanduk dan alat peraga lain, tidak ada satupun partai atau caleg yang mengusung tentang pengelolaan lingkungan hidup. Janji kesejahteraan dan lapangan kerja di masa sulit begini??? Aku berfikir lagi, kesejahteraan yang bagaimana yang mereka maksud? Apakah hanya pekerjaan, sembako murah, pendidikan gratis bla bla bla? Bukankah kelestarian lingkungan hidup adalah pangkal dari kesejahteraan? Bayangkan, jika banyak lapangan kerja, sembako murah, pendidikan gratis tetapi lingkungan rusak dan tercemar, lalu orang sakit keracunan air sumurnya sendiri, orang bengek mencium bau sampah, orang mati terkubur longsoran sampah, dan terakhir orang mati dan terpaksa dikubur di tanah yang sudah tercemar sampah plastik. Hiiiiiii syeremmm.

Aku, selama hidupku belum pernah sekalipun memilih dalam pemilu. Karena pekerjaanku aku juga tidak berpartai. Tetapi bukan berarti aku tidak mengamati apa yang terjadi di sekitarku, bukan berarti aku tak mendengar keluhan orang lain yang merasa kecewa akan janji-janji yang memabukkan. Aku hanya khawatir, jika orang-orang yang kecewa ini nantinya berkumpul dan membuat gerakan yang dapat merugikan orang banyak, aku juga akan menjadi repot karenanya. Pasti aku akan sulit untuk menikmati waktu bersama anak dan keluargaku, dan hari libur jadi barang mewah dan sulit dijangkau. Siaga satu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar